Rabu, 20 November 2013

Mencintaimu Dalam Diam (2)

Mencintaimu... Rasa yang tak pernah hilang, datang dan pergi sesuka hatinya, yang mendatangkan cinta, yang mendatangkan rindu, yang mendatangkan kekaguman adalah dari Nya. Sungguh hanya bisa menerimanya dengan keindahan cinta yang terukir di hati , dengan meraih puing puing rindu, dengan jiwa yang tak tersentuh.

Mencintaimu dalam diam.. Ibarat pungguk merindukan rembulan. Karena cinta tidak harus saling memiliki, cinta tidak harus terikat, karena cinta yang yang sebenarnya adalah cinta yang bermekaran di hati, di manapun dan kapanpun selalu bersemi di taman hati.

Mencintaimu dalam diam.. Maka izinkan untuk tidak mengusik ketenangan hatimu, hanya dalam untaian doa doaku ku sebut namamu dan kusapa dirimu. Cukup buat aku tersenyum melihat kamu bahagia.Merasa jauh tapi sangat dekat di hati, akan kututup rapat, akan ku pendam rindu ini, sampai pada saatnya nanti waktu mengizinkan pertemuan itu.

Mencintaimu dalam diam.. Meski membuat lelah, lelah karena menunggu yang tak mungkin ada, hanya bayangan semu semata. Ingin menyandarkan lelah ini di bahumu sambil membisikkan aku tak akan pernah merasa lelah, lelah menyayangimu meski dalam diam.

Dan aku akan mencintaimu dalam diam.. Selama tak ada yang menghapus cinta dalam diamku, aku kan bertahan dan jika aku tak kagum lagi padamu, maka aku tak kan pernah lagi menulis tentangmu. Coba lihat aku tak akan pernah berhenti mengukir namamu di hati.

Mencintaimu dalam diam, aku bahagia.. Menyayangimu dalam diam, aku senang .. Merindukanmu dalam diam , aku tersenyum.. Bersyukur masih di beri rasa itu meski dalam diam.

Copy/paste....

Isnin, 18 November 2013

Aku Mencintaimu Dalam Diam

Sesungguhnya yang mendatangkan rasa cinta ini, yang mendatangkan rasa kagum ini, yang memekarkan hati ini adalah dari-Nya. Sungguh aku hanya bisa menerimanya. Aku hanya bisa pasrah tertegun tak Mampu mengelak atas perasaan ini padamu.

Tertegun dalam keindahan akhlakmu. Tertegun dalam manisnya lisanmu. Tertegun dalam tenangnya pandanganmu. Dan tertegun pula dalam kesejukan nasihatmu. Semua begitu sempurna, sungguh sempurna. Sesempurna sesuai firman-Nya.

Aku yang mengagumimu dalam diam. Utuh tak tersentuh. Seperti mentari yang menyapa bunga-bunga bermekaran. Tak pernah menyentuh namun cintanya terasa bagi kuntum-kuntum bunga yang sedang bermekaran itu.

Kerana aku mengagumi maka izinkan aku tak mengusik khusuknya ibadahmu. Izinkan aku tak mengusik ketenangan hatimu. Tak mengapa aku tak bertegur sapa denganmu. Cukuplah bagiku menyapamu dalam doa-doaku.

Cukuplah bagiku tersenyum indah melihatmu bahagia. Cukuplah bagiku menyebut namamu dalam hamparan sejadahku.

Aku yang tersentuh akhlak muliamu, aku yang terkagum lekat dalam sikapmu, mencintaimu dalam diam mungkin lebih baik bagi diriku dan dirimu. Lebih mulia bagi perasaanku dan perasanmu. Lebih menjaga kehormatanmu. Lebih menjaga kemuliaanmu. Maka izinkan aku, hai engkau yang begitu mulia, izinkan aku mencintaimu dalamn keikhlasan karena aku tak pernah tau apakah engkau yang tercatat dalam lauful mahfudz untukku?

Kerana aku tak pernah tau adakah balasan darimu untukku. Biarlah kuasa Allah yang menggerakan hatimu untukku.

Bukan kerana mencintaimu dengan diam aku akan menderita. Bukan kerana mengagumimu dengan diam aku akan merana.
Namun, ketika ku ertikan cinta itu pada sisi kehadiran dan kebersamaan denganmu. Maka itu lah penderitaan yang sesungguhnya.

Aku yang mencintaimu dari kejauhan. Walaupun sungguh aku merasa sangat dekat denganmu.

Biarlah aku simpan rapat perasaanku ini. Biarlah aku tutup rapat hingga Allah mengizinkan pertemuan kita. Namun jika memang engkau bukan tercatat untukku. Jika memang engkau hanya hiasan duniaku yang sementara, sungguh aku yakin Allah akan menghapus cinta dalam diamku padamu. Allah akan menghilangkan perasaanku untukmu. Dia akan memberikan rasa yang lebih indah pada orang yang paling tepat. Begitulah kuasa-Nya. Begitulah Dzat yang membolak-balika n hati hamba-Nya.

“Ketika aku tak lagi terkagum denganmu, maka pahamilah jejakku.. Kerana mungkin, aku pernah menulis tentangmu dan menyapa namamu dalam tiap untaian doaku”

Jumaat, 8 November 2013

Kembali Bersua

Bismillah

Lama tak buka blog ni.. Buka-buka sahaja terus bersarang bermacam-macam jenis benda. Bukan malas nak update apa-apa, cuma waktu tak mengizinkan buat seketika.. InsyaAllah, akan mula update sesuatu yang bermanfaat buat semua nanti..

sebelum berundur diri, terimalah, sebuah kata-kata dari seorang murabbi:

1. Di dalam menempuh jalan hidup janganlah mencoba menjarah dari Tuhan, sebab kendali yang sebenarnya terpegang di tangan-Nya, betapapun kita memegang kemudi bahtera menuju pelabuhan yang dicita – citakan. Yang menentukan arah angin ialah Dia. Sebelum sampai ke tempat perhatian, janganlah lekas puas dan gembira. Jika nasib selamat tetap bersyukurlah !. Dan jika angin ribut menggoncangkan bahtera sehingga seakan-akan tiang akan patah, janganlah bergoncang jiwamu sebab sesudah angin rebut itu akan terang kembali, sebab itu hendaklah bersabar. ( Buya Hamka )

2. Carilah hatimu di tiga tempat. Temui hatimu sewaktu bangun membaca al-quran. tetapi jika tidak kau temui, carilah hatimu ketika mengerjakan solat. Jika tidak kau temui juga, carilah hatimu ketika duduk tafakur mengingati mati. Jika kau tidak temui juga, maka berdoalah kepada ALLAH, pinta hati yang baru kerana hakikatnya pada ketika itu kau tidak mempunyai hati! (al-Ghazali)

3. Sesiapa yang menuntut ilmu, hendaklah dia mendalami ilmunya kerana tanpanya kehalusan ilmu akan hilang.(Seseorang itu yang memiliki ilmu perlulah memahaminya dengan mendalam seterusnya mengamalkannya dalam kehidupan seharian & ajarkanlah ilmu itu pada segenap insan agar ilmu tersebut tidak hilang.) (Imam Syafie)

4. Allah tidak kasih kepada hambaNya yang diberi nikmat melainkan hamba itu melahirkan kesan nikmat Allah itu. Lebih-lebih lagi orang berilmu. (imam Malik)