Khamis, 25 April 2013

Pagi Secerah @ Segelap ?

senyumlah wahai dunia,
senyum supaya mimpi yang ada dimakbulkan semua,
kerana kita semua makhluk pemimpi,
setiap hari kita bermimpi tanpa kita sedari...

kegelapan sudah hampiri,
memberi tanda tiba masanya semua kita tidur dan bermimpi...
setelah sekian lama dunia letih menghadap mentari,
buat kali ini biarlah malam yang selubungi...

untuk menceritakan segenap keagungan ilahi,
dengan bahasanya tersendiri,
bermimpilah dengan hati yang suci,
dan bangun nanti kupasti semua kan jadi realiti...

tidurlah wahai makhluk dunia sini,
biarkan cahaya dalam gelap menyelubungi,
kerana hitam dalam cahaya sudah terlalu tinggi diri,
maka cahaya dalam gelap harus kemari...

untuk menerangi alam dengan cahayanya yang berseri-seri...

Rabu, 24 April 2013

Andalkan Kelembutan Hati dalam Menjalin Persahabatan

Tak Mampu untuk aku menaip patah2 kata.. lalu aku search dan cuba mencari.. akhirnya aku temui ini..

http://www.sesawi.net/2013/02/13/

APA yang Anda rasakan saat Anda berhadapan dengan kekerasan? Tentu saja Anda akan merasa kurang damai. Hidup Anda selalu diliputi ketegangan demi ketegangan.

Ada dua benda yang bersahabat karib, yaitu besi dan air. Besi sering berbangga akan dirinya. Ia sering menyombongkan dirinya kepada sahabatnya. Suatu hari, ia berkata, “Lihat ini aku. Kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak.”

Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya. Suatu hari, besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana. Aturannya, barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka, maka ia dinyatakan menang. Besi dan air pun mulai berlomba.

Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua, yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya. Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu. Tetapi karena kekerasannya, batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya. Akibatnya, besi pun banyak terluka di sana sini.


Air melakukan tugasnya, ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu. Ia lembut mengikis bebatuan itu, sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya. Ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat, tetapi tidak merusak lainnya. Skore air dan besi adalah 1:0 untuk rintangan ini.

Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua. Besi mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat. Ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus. Semakin keras ia berputar, memang celah itu semakin hancur. Tetapi ia pun semakin terluka.

Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai. Karena bentuknya yang bisa berubah, ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu. Ia tiba dengan cepat di dasar gua. Skore air dan besi menjadi 2:0

Besi pun menyerah kalah. Ia tidak mampu melanjutkan perlumbaan. Kalau diteruskan pun, ia tetap kalah. Sejak itu, besi tidak merasa diri paling kuat. Ia tidak mau menyombongkan diri lagi.

Sahabat, setiap hari kita selalu bersentuhan dengan air. Kita tahu air mengalir dengan lembut dan tenang. Air memiliki peran untuk memberi kehidupan. Saat kita haus, kita butuh air untuk menghilangkan dahaga kita. Namun tidak hanya itu. Dengan air itu, kita mampu melanjutkan perjalanan hidup kita.

Orang beriman mesti belajar dari air. Orang beriman mesti menjadikan hidupnya seperti air. Kita hidup dengan semangat yang mengalir. Kita mengandalkan kelembutan hati dalam menjalin persahabatan dengan semua orang. Hanya dengan cara seperti itu, kita mampu membawa damai dalam hidup bersama.

Sebaliknya, kekerasan hati hanya menciptakan hidup yang jauh dari kasih sayang. Orang hanya mengandalkan kekerasan untuk menguasai yang lain. Orang tidak peduli bahwa manusia membutuhkan hidup yang penuh cinta kasih. Untuk itu, orang butuh waktu untuk berefleksi atas hidup ini.

Karena itu, mari kita berusaha hidup dengan mengandalkan hati yang lemah lembut dan penuh kasih. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk membahagiakan diri dan sesama. Tuhan memberkati.

Isnin, 22 April 2013

KeRaNa ALLAH aKu MeNYiNTaiMu


بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh...




Ya Rabbul Izzati...
Aku hanya insan kerdil..
Yang di akhir masa nanti..
Bagai kelkatu yang melata..

Meski terkadang lupa untuk meminta..
Masih jua diri ini dilimpah bahagia...
Bahagia yang dihembus dari bayu mahabbahMu...

Ya Rabbul Izzati..
Di saat diri masih terpinga..
Di saat langkah teragak seketika..
Di saat tercari dalam kegelapan...
Engkau hadirkan cahaya dalam hidupku...
Yang bersatu dalam ukhuwah keranaMu...

Insan-insan berharga ini...
Yang tetap ada walau tidak dipinta..
Yang mendoakan dalam celik dan jaganya..
Yang masih di sisi dalam gembira dan duka..
Yang turut merasa sakit andai diri ini merana..
Yang manis tersenyum kala bahagia mengetuk hati...
Yang setia memimpin tangan yang mencari...
Yang tak lelah menghulur saat diri rebah ke bumi...
Yang memegang erat saat jahil kembali menarikku..
Yang ikhlas menghidupkan sunnah kekasihMu...
Yang teguh berjuang di jalanMu...

Ya Rabbul Izzati...
Aku mengasihi mereka keranaMu Ya Allah..
Maka dekatkanlah hati kami dalam redhaMu...
Sucikanlah hati kami dari duri mazmumah yang menyucuk..
Berkatilah ukhuwah ini dalam rahmatMu..
Peliharalah harumannya hingga ke JannahMu...

Insan-insan yang ku sayang..
Saatku menatap wajahmu..
Terpancar nur yang menenangkan jiwa..
Tersebar bahagia melihat senyumanmu...
Terselit duka mengenangkan airmatamu...

Masih hangat di jiwa...
Saat ku jabat mesra tanganmu..
Saat ku peluk erat tubuhmu..
Saat ku ucap kata maaf padamu...
Saat kita saling mendoakan...
Seusai kita berjemaah bersama...
Masih ingatkah?

Tercuit rasa bahagia..
Kala merenung dalam wajah-wajahmu..
Yang terlukis seribu satu cerita..
Yang dikongsi bersama...

Tersenyum sendirian..
Mengingatkan kita saling bersuapan..
Di talam yang mengeratkan jalinan...
Santapan penuh berkat ku kira...
Rehlah di taman kehijauan..
Yang mengukir sejarah bahagia...
Dalam kamus hidup ini...

Hati berbunga rindu...
Mengenangkan bulatan gembira..
Dimana hati-hati ini berkumpul keranaMu..
Yang penuh mutiara ilmu di dalamnya...
Dan para malaikat hadir mencatat nama hambaMu..
Diangkat naik menghadapMu Ya Rabb...
Para malaikat menjadi saksi..
Lalu diampunkan dosa-dosa mereka..
Yang berkumpul keranaMu...
Allahurabbi...

Hanya syukur yang mampu ku ucapkan..
Hanya doa yang mampu ku lantunkan..

Andai suatu saat nanti Allah datangkan khabarNya..
Dan turunnya malaikat maut bukan untuk menyapa...
Entah siapa menyusul dahulu antara kita...
Wahai insan-insan yang ku sayang..
Redhakanlah pemergian ini...
Halalkanlah kasih sayangmu ini...
Doakanlah sahabatmu ini...

Kita bertemu kerana Allah..
Berpisah kerana Allah..
Ukhuwah fillah..
Mahabbah fillah..

Inilah jalinan keranaMu Ya Allah..
Halawatul ukhuwah yang membahagiakan..
Halawatul iman yang terbit darinya...
Pinjaman dariMu yang cukup indah...

- Garapan khusus buat insan-insan tersayang, uhibbukum fillah :)


Jumaat, 12 April 2013

Sedikit Renungan Buat Semua

Bismillah
Kita sering kali menggadaikan kepentingan akhirat demi kepentingan dunia. Apakah kita mengira bahawa kehidupan dunia adalah segala-galanya dan kekal buat selama-lamanya. Kita menghabiskan hampir keseluruhan masa kita yg 24 jam sehari ini untuk kepentingan dunia tp kita tak boleh nak luangkan masa kita untuk islam 5 minit pun. Contoh situasi yg mudah :
1) Study untuk kuiz sampai awal pagi last2 terlepas solat subuh.

2) Dari bgn tidur sampai tidur blk kerja yg kita akan buat (sbg mahasiswa)
-pagi pegi kelas. lps blk kelas tidur. Ptg bersukan klau tak pun lepak n malam study. Tak pernah sikit pun kita nak buat sesuatu untuk kehidupan akhirat kita, tp bila ade seseorg yg nak bg tazkirah buat peringatan sekadar 5 minit sahajapun kita tak boleh nak dengar sedangkan sehari2 kita sering lalai dr mengingati Allah.

3) Pagi sampai tengah hari kita boleh concentrate dlm kelas apabila lecturer sdg mengajar tp bila khatib menyampaikan khutbah jumaat masa itulah kita jadikan ianya masa untuk kita tidur melepaskan lelah.

Nampak tak betapa byknya kita gadaikan kepentingan akhirat untuk kepentingan dunia sedangkan dunia ni hanyalah sebagai persinggahan semata2...

Oleh itu, saya menyeru terutamanya kepada diri saya sendiri dan buat sahabat2 semua, marilah kita sama2 memuhasabah diri dan cuba untuk mengubah diri kita supaya menjadi lebih baik.

p/s : Jgn tinggalkan kepentingan dunia tp dalam masa yang sama jgn abaikan kepentingan akhirat. Allah'alam...

Perkukuhkan Iman, Perbanyakkan Ibadah dan Perbaiki Akhlak.
Usrah Tunjang Kekuatan Tarbiyyah,
Tarbiyyah Tunjang Kekuatan Jemaah.